Jumat, 29 September 2017

Resume Manajemen Operasional



RESUME  MANAJEMEN OPERASI

Kelompok I
Makalah Manajemen Produksi dan Operasi
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi dan operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi
Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional.
2.1.1 Operasi-operasi Sebagai Suatu Sistem Produktif
Pada umumnya, suatu sistem produktif adalah proses pengubahan masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa . Masukan –masukan ke dalam sistem ini adalah barang mentah, tenaga kerja, modal ,energi, dan informasi diubah menjadi barang atau jasa oleh teknologi proses yang menjadi metode untuk proses transformasi.
2.1.2 Manajemen Operasi Sebagai Kegiatan Kegiatan Manajerial
Manajemen operasi dapat juga didefinisikan sebagai pelaksan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem produktif. Kegiatan tersebut dapat dibedakan atas dasar frekuensi relatif terjadinya, dan kegiatan-kegiatan pemilihan, perancangan, pembaharuan pada umumnya terjadi dengan frekuensi lebih jarang daraipada kegiatan pengoperasian dan pengawasan. Oleh karena itu dapat dibedakan sebagai ke kegiatan-kegiatan periodik untuk kelompok peratama dan terus menerus untuk kelompok lainnya.
2.2 Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
2.3 Sejarah Perkembangan Manajemen Operasi
Manajemen operasi telah ada sejak orang memulai memproduksi barang dan jasa. Sejarah perkembangan operasi diuraikan menurut aliran-aliran utama. Ada enam aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan manajemen operasi.
Pembagian Kerja, Revolusi Industri, Manajemen Ilmiah, Hubungan Manusiawi, Model-model Keputuan Kuantitatif, dan Komputer.
2.4 Manajemen Operasi dan Lingkungannya
2.4.1 Pentingnya Manajemen operasi
Alasan pertama pentingnya mempelajari manajemen poduksi adalah topik-topik YANG dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi.
Alasan kedua pentingnya mempelajari manajemen operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva –aktiva dalamberbagai organisasi manufacturing dan pemrosesan adalah berbentuk p ersediaan-persediaan,pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak langsung berada di bawah pengawasan para manajer produksi atau operasi manajer, manajer bahan,manajer peralihan, dan para penyelia produksi yang semuanya merupakan anggota organisasi manjemen operasi dan produksi. Alasan ketiga adalah untuk meperoleh pengetahuan tentanng berbagai macam tekanan yang dihadapi manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahan terhadap masyarakat. Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi atau operasi adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karir yang cerah bagi individu kreatif ang berminat terjun dalamkarier profesional di bidang manajemen produksi atau operasi dan manjemen pelatihan.
2.4.2 Hubungan fungsi produksi dan lingkungannya
Pesanan-pesanan diterima oleh departeman penjualan yang merupakan bagian fungsi pemasaran; bahan mentah dan suplies didapatkan melalui fungsi pembelain; modal untuk pembelian berbagai pealatan datang dari fungsi keuangan; tenaga kerja diperoleh melalu fungsi personalia; dan produk dikirim oleh fungsi distribusi.
 2.4.3 Organisasi Formal Fungsi Produksi
Pengorganisasian fungsi produksi merupakan proses penyusun struktur organisasi departemen produksi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliknya, danlingkungan yang melingkupinya.
2.5 Pembuatan Keputusan dalam Operasi-Operasi
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan produksi. Pembuatan keputusan dapat dioandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan dari idetifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif sampai pemilihannya.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum diterapkan dalam praktek. Langkah ini sama krusialnya dengan proses pembuatan keputusan secar keselururuhan. Pemahaman akan perubahan organisasionaladalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut pemberian perintah, naun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal kegiatan atau anggaran, mengadakan den mengalokasikan sumberdaya yang diperlukanserta melimpahkan wewenang dan tanggungjawab tertentu.

KELOMPOK II
OPERASI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
PEMBAHASAN
1.       Strategi Operasi Produksi
Strategi manajemen operasi produksi harus dilandasi strategi organisasi, yang menetapkan arah dan sasaran organisasi bisnis jangka panjang. Dengan gambaran misi dan visi organisasi, maka dapatlah dipahami aturan peran yang terdapat dalam pengoperasian kegiatan organisasi yang komplek. Dari visi dan misi organisasi, maka dikembangkan tindakan aktivitas yang mendasari perbaikan organisasi dan posisi bersaingnya, untuk pengembangan yang jelas.
Manajemen opersai produksi yang efektive didasarkan pada upaya yang mengharuskan organisasi mempunyai misi untuk mengetahui dimana upaya organisasi harus beroperasi dan strategi yang dijalankan guna mengetahui bagaimana upaya pencapaian.
2.       Pengembangan Manajemen Operasi Produksi
MO Produksi terus berkembang , disamping dalam cakupannya, juga dalam proses transformasinya , dan model pengambilan keputusan. Jasa nilai tambah pada dasarnya secara sederhana dapay membuta kehidupan pelanggan eksternal, sedangkan nilai untuk pelanggan internal dapat membantu mereka menjadi lebih baik dalam menjalankan fungsi tertentu mereka.
Jasa nilai tambah pabrik dapat diklarifikasikan kedalam Empat kategori, yaitu : Informasi , Pemecahan Maslah , Dukungan Penjualan , dan dukungan lapangan. Disamping itu terdapat model-model statistic yang umum meliputi statistic deskriptif , seperti mean , median , mode , dan standar devisiasi, seperti halnya random sampling dan persamaan regresi. Model dapat diklarifikasikan atas model fisik, model skematik dan model matematis.
Pada umumnya seorang MO produksi merupakan pengambilan keputusan terdapat Enam langkah dalam proses keputusan yang analitis, yaitu :
-          Perumusan secara jelas masalah yang akan diputuskan dan factor-faktor yang mempengaruhinya.
-          Pengembangan tujuan utama
-          Pengembangan suatu model
-          Pengevaluasian setiap solusi altertive yang didasarkan pada merit dan drawbacks-nya
-          Pemilihan alternative yang terbaik
-          Pengempletasian keputusan  yang diambil dan menetapkan program implementasinya.
Perlu diketahui bahwa dalam pengembangan suatu model dapat dilakukan dalam :
-          Analisis ekonomi dalam proyek pengembangan produk , umumnya dengan menggunakan model financial
-          Melakukan peramalan dan prakiraan yang dikenal sebagai forecasting
-          Melakukan analisis break even
-          Penyusunan linear programming
-          Perancangan jaringan kerja yang dikenal network planning
3.       Tantangan Produktivitas Dalam Operasi
Untuk dapat tercapainya tujuan dan sasaran organisasi , maka setiap organisasi haruslah selalu menjalankan aktivitas produksinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah rasio dari output terhadap input. Perlu disadri bahwa untuk kepentingan tertentu , produktivitas diukur dangan pola output perjam tenaga kerja. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan mengurangi input sambil menjaga outputnya tetap, atau dengan meningkatkan hasil atau output sambil menjaga inputnya didunia.
4.       Kegiatan Operasi Produksi dalam Sektor Jasa
Pada dasarnya, produk jasa berbeda dengan produk barang. Perbedaan dalam pentransformasian mempengaruhi keputusan manajemen operasi produksi.
BARANG
JASA
Produk dapat dijual
Penjualan kembali jasa tidak umum
Produk dapat disimpan
Banyak jasa yang tidak dapat disimpan
Beberapa aspek mutu dapat diukur
Banyak aspek mutu sulit diukur
Penjualan berbeda dari produksi
Penjualan sering bagian dari jasa
Produksi transportable
Provider, not produksi, is often transfortable

a.       Sifat dasar jasa
b.      Jasa bisnis dan Jasa internal
c.       Pusat layanan pelanggan dari manajemen jasa




KELOMPOK III
MANAJEMEN PROYEK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen proyek dirumuskan sebagai suatu rangkaian kegiatan perencanaan, pengarahan, dan pengendalian sumber - sumber daya, yang meliputi orang, perlatan dan bahan untuk dapat memenuhi batasan teknis, biaya dan waktu dari proyek. Dengan mengetahui rumusan tentang manajemen proyek maka akan dapatlah didalami apa saja yang menjadi tugas - tugas dari manajemen proyek.
Manajer proyek haruslah pula memperhatikan dan menjaga alat utama yang penting, yaitu :
1. Struktur memecah - mecah tugas pekerjaan atau work breakdowns, yang dibutuhkan sebagai alat perencanaan awal yang di perlukan untuk mengembangkan suatu daftar kegiatan penetapan rangkaian kegiatan sebagai besar penetapan anggaran.
2. Susunan diagram jaringan kerja atau Nework Diagram, sebagai suatu visual gambaran besar yang digunakan untuk melakukan estimasi durasi proyek mengidentifikasian kegiatan - kegiatan kritis, penetapan waktu, penyelesaian proyek, pengidentifikasian, bidang kegiatan, dimana waktu kelenturan, dan penetapan jadwal, pengembangan aktifitas.
3. Grafik Gantt atau Gantt Chart, yang merupakan suatu bantuan visual yang digunakan untuk merencanakan dan memonitor kegiatan individual.
4. Manajemen resiko, yang merupakan kegiatan antisipasi, dengan menganilisis potensial kegagalan atau potensial masalah, menilai kemungkinan terjadi dan konsekuensinya, serta rencana kontingensi
Terdapat tiga tahap dari tugas manajemen proyek, yaitu :
1. Perencanaan. Tahap ini mencakup penetapan sasaran dari perumusan proyek dan pengorganisasian tim.
2. Penjadwalan. Tahap ini berhubungan dengan orang, uang, dan pemasok kegiatan tertentu, dan berkaitan pula antara suatu kegiatan dan kegiatan lainnya.
3. Pengendalian. Dalam tahap ini, perusahaan memonitor sumber - sumber daya, uang, kualitas, dan anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penstrukturan Proyek
1. Proyek Murni (Pure Projek)
Suatu organisasi proyek murni, dikenal sebagai pekerjaan yang bersinggungan atau skunworks adalah dimana suatu tim kerja sama sendiri secara penuh waktu di dalam proyek.
Beberapa kebaikan dan kekurangan dari struktur proyek murni, yaitu :
1. Manajer proyek mempunyai kewenangan penuh atas proyek.
2. Oleh karena itu anggota tim melapor dan bertanggung jawab pada satu bos, maka mereka tidak takut pada adanya loyalitas yang berbagi dengan seorang manajer bidang fungsi.
3. Terdapatnya lini komunikasi yang pendek, sehingga keputusan dapat dibuat secara cepat.
4. Terdapat kebanggaan tim dan timbulnya motivasi anggota yang tinggi serta terdapat komitmen mereka yang tinggi.
Kekurangan dari suatu struktur proyek murni :
1. Terdapat duplikasi sumber daya, karena peralatan dan orang - orang, tidak berbagi antara lintas proyek.
2. Tidak dapat dimengerti atau diketahui tujuan dan sasaran suatu kebijakan organisasi yang umumnya bersumber dari kantor pusat.
3. Terdapat kemungkinan kegagalan organisasi proyek, karena kelemahan dalam pengetahuan dan teknologi maju.
4. Dengan tidak adanya atasan fungsional anggota tim, mereka takut atas keberlanjutan, masa tugas pekerjaan mereka dalam organisasi, sehingga mereka takut akan masa depan mereka.
2. Proyek Fungsional
Dengan struktur fungsional dapat meningkat secara vertikal dan bersifat sangat kritikal dan bersifat sangat kritikal atas bidang fungsional yang terspesialisasi,diciptakan dari masalah sinergi untuk menghadapi masalah tehniks proyek.dalam struktur proyek fungsional,motivasi anggota tim adalah lemah,dan kebutuhan klen ber sifat sekunder sehinga sering terlambat ditangapi.
kebaikan dari struktur proyek fungsional :
1. seorang anggota tim dapat mengerjakan beberapa proyek.
2. keahlian tehniks selalu ter pelihara di dalam area fungsional,selama seseorang berada di luar proyek atau organisasi.
3. area fungsional adalah rumah setelah proyek selesai.spesialisasi fungsional dapat di kembangkan secara vertical.
kekurangan dari struktur proyek fungsional:                                                                                                  1. aspek-aspek proyek yang tidak langsung berhubungan dengan area fungsional akan mungkin mendapatkan hambatan.
2. Motivasi dari anggota tim sering mempunyai kelemahan
3. Kebutuhan klien sering di nomor duakan, sehingga sering di tanggapi lambat.
3. Struktur Proyek Matriks
Dengan struktur proyek matriks, komunikasi di antara divisi fungsional dapat ditingkatkan dan duplikasi -dari sumber - sumber dapat diminimalisir.
 Dalam struktur proyek matriks sering terdapat kegagalan, bila manajer proyek tidak punya keterampilan yang cukup dalam bernegosiasi.
Kebaikan dari struktur proyek matriks :
1. Komunikasi diantara divisi fungsional dapat ditingkatkan.
2. Seorang manajer proyek memegang tanggung jawab yang jelas atas keberhasilan penyelesaian - penyelesaian proyek.
3. Duplikasi dari sumber - sumber daya dapat di minimalisasi.
4. Anggota tim mempunyai rumah fungsional setelah proyek selesai.
5. Kebijakan dari organisasi induk harus diikuti, dan hal ini dapat mendukung berjalannya proyek dengan baik dan lancar.
Kekurangan dari struktur organisasi proyek matriks
1. Terdapatnya dua bos pimpinan dan hal ini sering manajer fungsional lebih banyak didengar dari manajer proyek.
2. Keadaan dua bos ini sering menimbulkan kegagalan dalam pembinaan.
3. Upaya untuk melakukan suboptimalisasi agak sulit dilakukan dan hal ini dapat berbahaya bagi sumber daya dari manajemen proyek, sebagai badan pengelola sumber daya yang dapat merugikan proyek lainnya.
B. Aspek Perilaku dari Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek harus terdapat kesiapan untuk menghadapi gejolak yang terdapat dari keadaan proyek dengan implikasi dari perilaku proyek itu. Aspek perilaku ini harus menjadi perhatian khusus yang harus ditekankan untuk menjadi dasar pemikiran dari para manajer proyek.
Tugas utama dalam keputusan dari Manajemen Proyek
Keberhasilan dari banyak proyek, umumnya tergantung dari pelaksanaan beberapa kunci keputusan utama. Kunci keputusan itu harus mengikuti langkah - langkah berikut :
1. Keputusan tentang proyek mana yang diimplementasikan
2. Keputusan tentang pemilihan manajer proyek
3. Keputusan tentang penetapan tim proyek
4. Perencanaan dan desain proyek
5. Manajemen dan pengendalian sumber - sumber daya proyek
6. Keputusan tentang proyek mana yang diterminasi dan kapan terminasinya.

Manajer Proyek
Manajer Proyek harus mampu mengerjakan proyek untuk mencapai keberhasilan proyek melalui para pekerja proyek dalam menyelesaikan pencapaian tujuan proyek. untuk efektifnya tugas - tugas seorang manajer proyek harus melaksanakan hal - hal berikut :
1. Pekerjaan dari seluruh kegiatan yang dibutuhkan agar dilaksanakan sesuai dengan urutan dan sasaran, sehingga kinerja proyek yang di harapkan dapat tercapai.
2. Sumber daya manusia yang mengerjakan pekerjaan proyek harus diarahkan dan dimotivasi
3. Komunikasi, agar setiap orang mempunyai informasi yang harus dibutuhkan untuk pekerjaannya
4. Kualitas, agar sasaran kinerja dapat direalisasikan
5. Waktu, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal waktu yang direncanakan
6. Biaya, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan besarnya dan anggaran atau budget proyek.
Tugas dari menejer proyek harus dapat menghadapi kesulitan dan timbulnya kemudahan yang ditemui.menejer proyek haruslah mengkordinasikan para pekerja dan memotivasi orang -orang yang kadang memiliki kesetiaan pada menejer lain terutama yang ada dalam bidang fungsinya.
C. siklus hidup proyek
setiap proyek akan melalui empat tahap dalam siklusnya yaitu,tahap perumusan proyek,tahap perencanaan,tahap pelaksanaan,tahap penyelesaian dengan keberhasilan proyek. tahap peremusan proyek ter diri dari dua bagian,yaitu tahap peremusan konsep proyek merupakan awal organisasi memperjelas kebutuhan akan proyek,dan tanggapan akan jawaban atas proposal dari pelangan atau kline potensial. Dari proposal tersebut,dilakukan pengkajian analisis kelayakan proyek. Dengan mengkaji besarnya biaya yang diperlukan,manfaat proyek dan resiko yang perlu di pahami dari proyek. Terjadinya hal ini akan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk bergerak melalui siklus proyek, dan tentunya ini akan dapat menghasilkan keunggulan bersaing dan penghematan biaya.
D. Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek dan rancangannya membutuhkan adanya keputusan tentang sasaran kinerja proyek, rencana waktu untuk penyelesaian proyek, penetapan pekerjaan apa yang dibutuhkan untuk dikerjakan, bagaimana pekerjaan itu akan dikerjakan, adanya kemungkinan beberapa bagian pekerjaan yang dapat dialihmediakan atau outsorce, sumber - sumber daya apa saja yang dibutuhkan, penetapan anggaran proyek, dan berapa lama sumber - sumber daya itu dibutuhkan
E. Pengendalian Proyek
Pengendalian yang efektif membutuhkan rangkaian tahap berikut :
1. Perumusan. Dimana tahap pertama ini merumuskan secara rinci tentang apa yang harus dikendalikan, diaman dalam pengendalian proyek mencakup rencana proyek dan jadwal proyek.
2. Penetapan ukuran yang digunakan. dengan menentukan ciri - ciri yang dapat di perhitungkan atau diukur dalam pengendalian proyek, yaitu mutu, kualitas, biaya dan waktu.
3. Melakukan kegiatan membandingkan, yaitu membandingkan antara hasil realisasi kegiatan proyek dengan standar pembanding.
4. Tahapan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian yaitu untuk dapat menetapkan adanya penyimpangan, dan bila ada, maka haruslah diupayakan untuk kembali seperti yang di rencanakan. 5. Melakukan kegiatan perbaikan, yang merupakan tindakan yang dilakukan agar tujuan dan sasaran dari proyek yang dikerjakan, dan di penuhi.
6. Melakukan kegiatan monitoring, agar hasil perbaikan dapat mencapai harapan dari pemilik proyek atau pelanggan, sehingga proyek dapat dinyatakan selesai dan berhasil.

Beberapa program yang cukup populer diantaranya adalah program dari sistem primavera dan Max Project dari Apple Computer. Program - program yang dapat dilakukan dapat menghasilkan berbagai laporan yang mencakup :
1. Pemilihan biaya secara terinci untuk setiap tugas pekerjaan
2. Kurva untuk seluruh program tenaga kerja atau total program labor curve.
3. Tabel biaya distribusi
4. Tabel ringkasan waktu dan biaya fungsional.
5. Ramalan bahan baku dan pengeluaran
6. laporan tentang variance
7. laporan tentang analisis waktu
8. laporan tentang status kerja.

Di dalam pengendalian waku proyek, terdapat lima jenis waktu yang diperhatikan. Kelima waktu tersebut adalah :
1. Waktu persiapan, yang merupakan lamanya waktu dalam mempersiapkan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Waktu pelaksanaan suatu pekerjaan proyek
3. Waktu Antrian, yang merupakan lamanya waktu menunggu sampai dengan sumber daya tiba di proyek
4. Waktu menunggu, yang merupakan lamanya menunggu untuk dapat mulainya pekerjaan, waktu itu tidak untuk menunggu sumber daya, tetapi kegiatan menunggu karena terjadinya urut - urutan melakukan kegiatan proyek.
5. Waktu menganggur, yang merupakan waktu tidak bekerja, dimana waktu pekerjaannya adalah kurang dari total jumlah waktu yang dipersiapkan, waktu pelaksanaan, waktu antrian, dan waktu tunggu.
F. Teknik Manajemen Proyek
Teknologi merupakan istilah suatu kata yang rumusan pengertiannya bermacam - macam. tergantung dimana digunakannya umumnya istilah teknologi menunjukkan penerapan temuan ilmiah untuk pengembangan dan peningkatan produk atau hasil.
1. Program Evaluasi and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM)
Teknik majemen proyek ini adalah PERT dan CPM serta Garfik Gantt. Teknik - teknik manajemen ini dapat membantu manajer untuk menjadwalkan, memonitor, dan mengontrol proyek - proyek besar dan kompleks.
Untuk menggunakan teknik manajemen tersebut, terdapat kerangka kerja dari PERT dan CPM, dengan enam langkah yang harus diikuti yaitu :
1. Merumuskan proyek, dan mempersiapkan struktur penilaian kerja yang dikenal sebagai work-breakdown structure.
2. Mengembangkan hubungan di antara kegiatan atau aktivitas, kemudian ditetapkan kegiatan apa yang lebih dahulu dilkakukan, dan kegiatan apa yang harus mengikutinya.
3. Gambarkan jaringan kerja atau network yang menghubungkan seluruh kegiatan
4. Tetapkan estimasi waktu dan atau biaya untuk setiap kegiatan
5. Menghitung panjang atau lamanya garis waktu yang terlama, melalui jaringan kerja atau network
6. Menggunakan Network untuk membantu penyusunan rencana, penjadwalan, monitoring dan pengendalian proyek.
2. Struktur Pemilahan Kerja
Dengan struktur pemilahan kerja (WBS) dapat diketahui hirarki tugas - tugas proyek, subtugas, dan kemasan kerja. Penyelesaian satu atau lebih kemasan kerja menghasilkan penyelesaian suatu tugas, dan akhirnya melakukan penyelesaian seluruh tugas yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek.
3. Diagram Jaringan Kerja
Langkah Pertama dalam Jaringan Kerja PERT atau CPM adalah membagi keseluruhan proyek ke dalam kegiatan - kegiatan yang nyata, menurut struktur pemilahan kerja atau work Breakdown Structure (WBS). Terdapat dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan kerja proyek atau project network, yaitu kegiatan pada titik atau activity on Node (AON) dan kegiatan pada garis atau Activity on Arrow (AOA).
Perbedaan AON dan AOA terdapat pada diagram titik atau bulatan pada AON yang merupakan aktivitas. sedangkan dalam jaringan kerja AOA titik bulatan menunjukkan waktu permulaan atau waktu pengakhiran dari suatu kegiatan proyek, yang disebut juga sebagai suatu kejadian atau event.
BAB III
PENUTUP
Dilihat dari sifatnya, suatu proyek adalah suatu yang unik, karena terdapat suatu jangka waktu pengerjaan operasi yang dilakukan untuk menyelesaikan sejumlah tujuan dalam kerangka waktu yang terbatas. Dalam suatu waktu organisasi para manajer umumnya selalu melihat berbagai variasi dari kegiatan operasi. Pekerjaan yang dilihat oleh manajer dapat berupa pekerjaan rutin atau pekerjaan yang berulang - ulang dan aktivitas yang tidak rutin.
Suatu Proyek dirumuskan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan. biasanya diarahkan untuk mencapai suatu tujuan menghasilkan beberapa keluaran atau output, dan memerlukan rangkaian waktu untuk menyelesaikannya. Proyek mungkin dapat mencakup besar biaya yang dapat dipertimbangkan . Beberapa diantara proyek mempunyai masa waktu yang panjang dan beberapa diantaranya menyertakan sejumlah aktivitas yang harus direncanakan dan dikoordinasikan secara hati - hati.



KELOMPOK IV
FORECASTING ( RAMALAN )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Umumnya orang-orang membuat dan menggunakan perkiraan ramalan setiap saat, baik dalam tugas pekerjaanya maupun dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang membuat perkiraan ramalan dan menjawab tantagan kedepan, kemudian membuat keptusan atas dasar perkiraan ramalan dalam menjawab tantagan kedepan, kemudian membuat keputusan atas dasar perkiraan ramalan yang mereka buat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Forecasting ( Peramalan )

Pengertian peramalan (forecasting): adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dengan menggunakan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model matematis. Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat.
Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses peramalan yang akurat dan bermanfaat (Makridakis, 1999):
Pengumpulan data yang relevan berupa informasi yang dapat menghasilkan peramalan yang akurat.
Pemilihan teknik peramalan yang tepat yang akan memanfaatkan informasi data yang diperoleh semaksimal mungkin.
Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai.
 Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :
Peramalan berdasarkan jangka waktu :
1. Peramalan jangka pendek ( kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan : digunakan untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, tingkat produksi),
2. Peramalan jangka menengah ( tiga bulan hingga tiga tahun : digunakan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana operasi),
3. Peramalan jangka panjang ( tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru,penganggaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan).

Peramalan berdasarkan rencana operasi
1. Ramalan ekonomi : membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator perencanaan lainnya,
2. Ramalan teknologi : berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi dan produk baru,
3. Ramalan permintaan : berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan. Ramalan ini disebut juga ramalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan siatem penjadualan perusahaan.

Peramalan berdasarkan metode / pendekatan :
Metode peramalan:
Peramalan berdasarkan metode terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Metode Kuantitatif
Metode Peramalan Kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Model Seri Waktu / Metode deret berkala
Model seri waktu / metode deret berkala (time series) metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu, terbagi menjadi :
1. Rata-rata bergerak (moving averages),
Rata-Rata Bergerak Sederhana (simple moving averages) : bermanfaat jika diasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil :
Rata-Rata Bergerak Tertimbang (weighted moving averages) : apabila ada pola atau trend yang dapat dideteksi, timbangan bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai baru :

Model rata-rata bobot bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus rata-rata bobot bergerak yaitu sebagai berikut.
2. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing),
3. Proyeksi trend (trend projection)

b. Model / metode kausal (causal/explanatory model)

Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya tetapi bukan waktu melainkan sebab akibat. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :
o Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.

Hal- hal yang perlu diketahu sebelum melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu mengetahui kondisi- kondisi seperti :
o Adanya informasi masa lalu
o Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data (dikuantifikasikan)

Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.
Adapun data- data yang ada dilapangan adalah :
 Musiman (Seasonal)
 Horizontal (Stationary)
 Siklus (Cylikal)
 Trend

Dalam menyusun ramalan pada dasarnya ada 2 macam analisis yang dapat digunakan yaitu :
Analisi deret waktu(Time series), merupakan analisis antaravariabel yang dicari dengan variabel waktu.
Analisis Cross Section atau sebab akibat (Causal method), merupakan analisis variabel yang dicari dengan variabel bebas atau yang mempengaruhi.

Ada dua pendekatan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan analisis deret waktu dengan metode regresi sederhana yaitu :
Analisis deret waktu untuk regresi sederhana linier
Analisis deret untuk regresi sederhana yang non linier

Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti:
Y = F (x)
Dimana :
Y = Dependent variable (variabel yang dicari)
X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)
Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut :
Y = a + b x
Dimana a dan b adalah merupakan parameter yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus :
kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :
Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.

2. Metode Kualitatif

Metode kualitatif umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan kualitatif dapat menggunakan teknik/metode peramalan, yaitu :
 Juri dari Opini Eksekutif : metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil manajer puncak/top manager (pemasaran,


produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.
 Gabungan Tenaga Penjualan : setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara menyeluruh.
 Metode Delphi : dalam metode ini serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, jawabannya kemudian diringkas dan diberikan kepada para ahli untuk dibuat peramalannya. Metode memakan waktu dan melibatkan banyak pihak, yaitu para staf, yang membuat kuesioner, mengirim, merangkum hasilnya untuk dipakai para ahli dalam menganalisisnya. Keuntungan metode ini hasilnya lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil peramalan diharapkan mendekati aktualnya.
 Survai Pasar (market survey) : Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelian pada periode yang diamati. Survai dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon, atau wawancara langsung.

MEMANTAU RAMALAN
Salah satu cara untuk memantau peramalan guna menjamin keefektifannya adalah menggunakan isyarat arah (Tracking Signal) : adalah pengukuran tentang sejauh mana ramalan memprediksi nilai aktual dengan baik isyarat Arah, dihitung sebagai jumlah kesalahan ramalan berjalan (running sum of the forecast error, RSFE) dibagi dengan deviasi absolut mean (MAD)
PROSEDUR LAMARAN
Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:
Mendefinisikan Tujuan Peramalan

Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.
Membuat diagram pencar (Plot Data)

Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis (X).
Memilih model peramalan yang tepat

Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.
MELAKUKAN PERAMALAN
Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan dalam:
et = Y(t) – Y’(t)
Dimana : Y(t) = Nilai data aktual pada periode t
Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t
t = Periode peramalan
Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors) dan Estimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)
SSE = S e(t)2 = S[Y(t)-Y’(t)]2
Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.

Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.
Melakukan Verifikasi

Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.



KELOMPOK V
DESIGN PRODUK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Produk Berupa Barang Atau Jasa
Produk adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi yang memiliki atau yang menggunakannya, yang dapat berupa barang atau jasa, ataupun informasi dan gagasan. Dalam istilah produk terdapat perbedaan pemahaman antara barang dan jasa. Produk yang berupa barang adalah sesuatu yang berbentuk, sehingga dapat disimpan dan diperjualbelikan. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat disimpan, sehingga tidak dapat diperjual belikan.
Produk yang berupa barang dapat dipindah-pindahkan letak fasilitasnya, dapat ditentukan besaran biayanya, dan aktivitas penjualannya berbeda dengan produksi dimana aktifitas produksinya mudah di otomatisasi, sedangkan jasa sulit diukur kualitasnya, dimana aktivitas penjualannya merupakan bagian dari jasa, letak dari fasilitasnya penting dan dibutuhkan untuk kontak bagi relasi pelanggan.
1. Desain Produk Berupa Barang
Pada dasarnya desain produk mempunyai implikasi stratejik untuk keberhasilan dan kemakmuran organisasi perusahaan, umumnya desain produk yang dilakukan punya dampak pada organisasi kedepan. Oleh karena itu, keputusan dari desain produk menjadi sangat penting, sehingga pimpinan organisasi harus membuatnya.
Terdapat faktor yang memunculkan peluang dan ancaman pasar, sehingga terjadinya perubahan yang mendorong perlunya kegiatan desain produk baru, antara lain adalah ;
1. Faktor ekonomi
2. Faktor sosial dan demografi
3. Faktor politik, liabilitas dan legal
4. Faktor persaingan
5. Faktor biaya dan ketersediaan
6. Faktor teknologi
a. Proses Desain Produk
Desain produk merupakan suatu tindakan yang kritikal dalam menghadapi tingkat persaingan yang ketat. Pelanggan harus tetap dijaga perasaannya, sehingga dapat tetap tanggap atas permintaanya dipasar. Dengan perubahan cita rasa pelanggan dan adanya pengaruh dari perubahan bahan, maka akan berpengaruh pada pentingnya peran fungsi desain produk. Peran dan fungsi desain akan meningkat, akibat tekanan dari masalah persaingan biaya dan adanya uapaya yang harus ditekankan pada kebutuhan untuk memberikan nilai yang terbaik bagi pelanggan.
b. Permasalahan dari desain produk
Dalam desain produk, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah tujuan dari produk desain yang diperlukan. Fokus utama dari suatu desai produk adalah upaya pencapaian kepuasan pelanggan. Adapun hal yang mendasar dari suatu fungsi desain produk ialah memahami apa yang menjadi keinginan pelanggan, dan desain apa yang mereka pikirkan. Pemasaran dalam hal ini merupakan sumber informasi yang penting.Umumnya untuk peralatan elektronik yang berteknologi maju, maka yang penting adalah faktor desain. Faktor kedua berikutnya dalam desain produk adalah faktor yang berhubungan dengan fungsi, biaya dan laba potensial (terutama dalam organisasi yang berorientasi pada laba), merupaka pertimbangan yang mudah diukur. Perusahaan seperti ini antara lain adalah perusahaan assembling dan perusahaan maintenance. Adapun hal yang sangat krusial untuk desainer adalah pertimbangan besarnya kapabilitas operasi organisasi bagi pencapaian desain yang cocok untuk besarnya kapabilitas itu.
c. Desain prosuk untuk pelanggan
Dalam pelaksanaan desain produ untuk pelanggan, maka sebelumnya secara terinci perlu diketahui bagaimana dan mengapa kegiatan desain itu dilakukan. Engan demikian, akan dapat direfleksikan atau diedit permasalahan desain dilihat dari pandangan penggunanya. Pada masa lalu, banyak perusahaan dapat menangkap peluang upaya teknologi dan pengembangannya dalam desain produk, terutama terdapat dalam bidang produk elektronik. Sehingga dalam hal ini bedampak banyak produk yang mempunyai fitur teknologi.
d. Desain produk untuk manufaktur dan assembling
Adapun pengertian tentang istilah desain mempunyai banyak arti. Beberapa diantaranya, diartikan sebagai desain estetika dari suatu produk, seperti bentuk eksternal dari sebuah mobil, atau warna, tekstur dan kotak selubung yang dapat dioperasikan. Dalam hal lain, desai dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun parameter dasar darisuatu sistem.
Interprestasi dari kata desain, dapat dilakuakan dari pendetailan atas bahan-bahan, bentuk dan toleransi bagian individual dan toleransi bagian tertentu dari produk. Hal ini terjadi karena merupakan suatu kegiatan yang dimulai dengan sketsa dari bagian-bagian dan perakitan, yang kemajuan kegiatannya didukung dengn desain bantuan komputer. Secara konvensional atau tradisioanal, penggambaran yang dilakukan untuk manufaktur atau pabrikan, dan teknik perakitan, dengan tugas utamanya mengoptimasikan proses yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi.
e. Aplikasi DecisionTrees untuk desain produk
Pohon keputusan atau dikenal dengan DecisionTreesdapat digunakan untuk dasar dalam membuat suatu produk baru. Seperti halnya untuk memperluas varietas produk, yang merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh manajemen perusahaan. Dengan menggunakan pohon keputusan akan dapat membantu dalam menganalisis serangkaian keputusan dengan bermacam-macam hasil kajian yang dapat diperoleh.
Untuk membentuk satu pohon keputusan yang akan membantu dalam suatu analsisi pengambilan keputusan, maka perlu diikuti langkah-langkah berikut :
1. Yakinkan lebih dahulu bahwa seluruh alternatif yang mungkin dapat, dan adanya pernyataan tentang keadaan yang dicakup dalam pohon keputusan.
2. Hasil yang dicapai setelah terakhir dimasukan dari cabang pohon yang tepat.
3. Objektif dari keputusan adalah untuk menentukan besarnya nilai yang diharapkan dari setiap rangkaian kegiatan.
2. Desain produk berupa suatu jasa
Produk ysng ditawarkan suatu perusahaan jasa dapat dapat berkisar dalam prosedurmedis. Dalam kaitan dengan pelayanan bidang medis ini, hanya mninggalkan bekas bekas kecil, luka berupa goresan setelah proses pembedahan, seperti pembedahan usus buntu. Terdappat pula bentuk-bentuk pelayanan, seperti salon kecantikansalon potong rambut dan salon cuci rambut dengan shampoo.

a. Pemahaman tentang produk jasa
Jasa merupakan suatu output yang dihasilkan sebagai produk yang tidak berbentuk, tetapi dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Sehingga dapat dirumusakan sebagai suatu hasil aktivitas atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak dapat dipegang atau tidak berbentuk, bersifat intangible. Oleh karena itu suatu produk jasa tidak dapat menghasilakn kepemilikan bagi satu pihak.
Jasa adalah suatu yang dihasilkan dan dikonsumsi secara simultan, oleh karena itu suatu jasa tidak pernah ada, kecuali karena sudah nyata.
Produk jasa dapat digolongkan :
 Personel service
 Profesional service
 Capital intensive service
 Mass service
Selain itu jasa juga dapat dibedakan:
 Jasa yang diberikan dengan dasar peralatan
 Jasa dengan kehadiran klien
 Jasa kebutuhan pribadi
Proses teknologi jasa membutuhkan :
 Kontak pelanggan
 Intensitas tenaga kerja
 Tren otomatisasi jasa
 Matriks proses jasa
b. Proses desain produk jasa
Desain produk jasa merupakan suatu tindakan yang kritikal dalam menghadapi tingkat persaingan yang tajam dalam bisnis jasa. Pelanggan haruslah dapat dijaga perasaannya, sehingga dapat tetap tanggap ats permintaannya akan jasa pelayanan yang diberikan.
Peran desain jasa dapat ditingkatkan dengan pengembangan merek pada jasa, yang menjadi tantangn diferensiasi produk jasa yang tidak berwujud. Merek jasa memiliki peran khusus pada perusahaan jasa, karena merek yang kuat dapat meningkatkan kepercyaan pelanggan atas pembelian jasa yang tidak kelihatan dan tidak berwujud.
c. Dukungan desain produk jasa
Pada umunya suatu desain produk jasa, ditujukan untuk dapat memberikan layanan jasa kepada para pengguna atau para pelanggannya secara memuaskan. Dengan desai produk jasa yang baik tidak hanya dapat memberikan kepuasan, tetapi dapat pula meningkatkan keperyaan para pelanggannya.
Dukungan desain produk jasa yang baik, diberikan oleh penyiapan konsep dari proses pelayanan jasa dan penyiapan ukuran performa mutu layanan jasa. Konsep dari proses layanan jasa dari Alberecht & Zemke (1985) menekankan pada hubungan segi tiga jasa dari empat unsur yaitu :
1. Pelanggan (Customer)
2. Orang (people)
3. Sistem
4. Strategi
Suatu kontak pelanggan adalah merupakan desain konta layanan jasa. Kontak pelanggan berada dalam sistem penyampaian atau pengiriman jasa, yang terdiri dari unsur fisik yaitu teknologi, arus proses, jenis proses serta lokasi dan besarnya layanan. Di samping unsur fisik, terdapat unsur tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia. Akhir dari segi tiga layanan jasa adalah pengukuran atau measurement, yang umumnya adadalam nilai kualitatif dan kemudian dikuantifikasikan.
d. Aplikasi Desain Produk jasa
Pada dasarnya desain produk jasa merupakan tangtangan, karena produk jasa umumnya sering bersifat unik. Adapun salah satu alasan, mengapa sering dilakukan penyempurnaan desain produk jasa, adalah terdapatnya tingkat produktifitas dalam produk jasa yang rendah. Hal ini karena, baik desain maupun penyerahan atau delivery produk jasa sering terlambat, termasuk interaksi dengan pelanggan partisipasi pelanggan dalam desain dan pemasokan.
3. Pengembangan Produk (Product development)
Setiap organisasi perusahaan akan selalu berupaya untuk menjaga kelangsungan usahanya dipasar.
a. Pemahaman Tentang Pengembangan Produk
Pada dewasa ini, pengembangan produk mencakup penciptaan sesuatu yang dibutuhkan dalam memasarkan produk, yang meliputi pendanaan, pendistribusian,promosi, dan pemberian layanan teknis.Produk haruslah dikembangkan, karena produk itu akan mati dipasar, sehingga untuk itu harus dibenahi atau disempurnakan agar pengguna atau pelanggan akan tetap menggunakan atau membeli produk itu.
b. Proses Pengembangan Produk
Dalam pengembangan produk, terdapat suatu proses generik, yang merupakanpenggambaran langkah-langkah dasar yang dibutuhkan dalam mealakukan desain suatu produk. Proses generik pengembangan produk ini menunjukan urutan langkah langkah atau kegiatan dasar yang dilakukan para pekerja suatu perusahaan. Hal ini dilakukan dengan pengerjaan penyusunan rencana, penetapan desain produk dan mempersiapka upaya untuk membawa produk kepasar.
Dalam proses pengembangan produk terdapat enam fase, yaitu :
 Fase nol perencanaan
 Fase 1 pengembangan produk
 Fase 2 desain tingkat sistem
 Fase 3 detail atau rincian desain
 Fase 4 pengetesan dan pemurnian
 Fase 5 penyeapan atau Ramp-up produksi

c. Menghasilkan Produk Baru (Generating New Products)
Suatu hal yang penting dari kemampuan organisasi perusahaan adalah untuk dapat menawarkan penyerahan bermacam produk. Bila hal ini tidak dipertimbangkan, maka kemungkinan produk itu tidak lagi diterima pasar, walaupun produk lama telah dikembangnkan, sehingga harus dipikirkan untuk membuat produk baru.
Pemahaman arti produk baru
Peluang produk baru
Proses produk baru
Pada dasarnya, proses dari produk baru terdiri dari lima fase kegiatan antara lain sbb:
1. Pengidentifikasian peluang dan penseleksian
2. Menghasilkan konsep
3. Mengevaluasi konsep/proyek
4. Pengembangan yang meliputi :
 Pengembangan tugas-tugas teknikal
 Pengembangan tugas-tugas pemasaran
5. Peluncuran produk
Dalam proses produk baru, yang mendasar adalah bagaiman memanfaatkan peluang menjadi arus keuntungan atau laba bagi suatu organisasi perusahaan. Untuk suatu produk terdapat situasi atau keadaan yang secara bergiliran sampai pada akhir produk itu.
d. Pengukuran (Measuring) pengembangan Produk
Kemampuan mengidentifikasi terdapatnya peluang dengan sejumlah upaya pengembangan, dan usaha membawa paroduk baru dengan proses yang cepat adalah suatu persoalan yang kritikal.
e. Analisis Ekonomi Dari Proyek Pengembangan Produk
Dalam pengembangan produk baru adalah penting untuk mengingat peranan analisis ekonom. Analisis yang dilakukan untuk pengambangan produk baru haruslah mencakup tiga faktor yang diukur, untuk mengetahui implikasi positif atau negatif dari proyek.umumnya untuk menganalisisnya agak sulit dikuantifikasi. Di sampin itu, untuk analisis ekonomi agak sulit untuk menangkap karakteristik dari suatu lingkungan dinamis dan lingkungan bersaing.
4. Permasalahan Lain Dari Desain Produk
Dalam pembahasan desain produk, terutama dalam pengembangan produk dan penciptaan produk baru, terdapat permasalahan antara lain transisi dari produksi dan manajemen siklus produk. Kedua hal itu sangat penting dalam mendukung efektifnya pelaksanaan desain produk dan pengembanganproduk baru. Umumnya suatu produk yang terdapat dipasar, kehidupannya bertransisi mulai di seleksi, dirancang, dan dirumuskan. Kemudian terdapat kemajuan pengembanganny, mulai dari suatu gagasan menjadi suatu rumusan fungsional dan sampai pada desain.
a. Transisi Ke produksi 
b. Permasalahan Manajemen Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle)

B. Penetapan Lokasi

Suatu organisasi perusahaan , sebelum memulai aktifitasnya harus terlebih dahulu menetapkan dimana kegiatan usahanya akan beroperasi. Lokasi ini penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi dapat tidaknya berlangsungnya kehidupan perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini karena berkaitan dengan kedudukan perusahaan dalam persaingan. Keputusan penetapan lokasi merupakan faktor yang penting, baik bagi perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur.

1. Pentingnya secara stratejis tentang penetapan lokasi
Pentingnya penetapan lokasi adalah sebagai keputusan stratejik, karena akan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghadapi prospek pasar ke depan, mementukan kedudukan perusahaan di pasar dan kemampuan perusahaan menghadapi persaingan.
a. Kebutuhan Penetapan lokasi
b. Tujuan keputusan penetapan lokasi
Adapun tujuan dari penempatan lokasi yang tepat dan efektif, pada dasarnya adalah :
 Dapat dipunyai kemampuan untuk melayani pembeli atau konsumen
 Dapat mudah mendapatkan bahan mentah atau bahan baku yang cukup
 Dapat mudah mendapatkan tenaga kerja
 Dapat memungkinkan untuk di adakan perluasan usaha dikemudian hari

c. Prosedur umum pembuatan keputusan penetapan lokasi
Perusahaan yang baru akan mengkhususkan penetapan lokasinya pada area tertentu dimana pemiliknya berada diarea tempat tinggalnya. Demikian pula dengan halnya menajer perusahaan kecil, selalu ingin tetep menjaga kegiatan operasinya, sehingga lokasinya berada dihalaman belakang dari tempat tinggalnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penempatan lokasi
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan lokasi. Sering pula terjadi, bahwa satu atau beberapa faktor sedimikian pentingnya. Sehingga faktor-faktor itu menjadi dominan dalam pengambilan keputusan.
a. Faktor utama yang diperhatikan dalam keputusan penetapan lokasi
 Faktor faktor utama
 Faktor faktor sekunder
 Faktor faktor penunjang lainnya
Faktor faktor yang tercangkup dalam faktor faktor utama adalah :
 Letak dari pasar produk hasil organisasi perusahaan
 Letak dari sumber bahan baku yang dibutuhkan organisasi
 Tersedianya fasilitas dan jaringan transportasi
 Tersedianya supply dari buruh atau tenaga kerja
 Terdapatnya fasilitas sumber daya
b. Faktor sekunder dalam keputusan penetapan lokasi
Rencana masa depan
 Biaya dari lahan/ tanah dan bangunan/gedung, terutama dalam hubungannya dengan rencana masa depan.
 Kemungkinan perluasan lahan dan bangunana
 Terdapatnya servicefacilities
 Terdapatnya fasilitas lembaga keungan
 Terdapatnya pasokan air
 Tinggi rendahnya pajak dan undang undang ketenagakerjaan
 Budaya masyarakat disuatu daerah
 Cuaca dan keadaan iklim daerah
 Kondisi dan struktur tanah
 Fasilitas perumahan yang ada di sekitar daerah itu.
c. Faktor penunjang lainnya
Dalam menentukan keputusan bagi penetapan lokasi suatu perusahaan kemungkinan terdapat faktor penunjang yang perlu diperhatikan. Dengan perkembangan globalisasi , maka akan dihadapi beberapa permasalahan antara lain :
 Perkembangan ekonomi pasar,
 makin lebih baiknya komikasi internasional,
 makin lebih cepatnya perubahan ,perjalanan, dan pengiriman dapat direalisasikan,
 Kualitas fisik fasilitas
 Kebijakan operasi usaha perusahaan
 Kualitas manajemen perusahaan
 Kemudahan aliran modal
 Terdapatnya perbedaan yang tinggi
3. Strategi penetapan lokasi suatu organisasi industri jasa
Umumnya lokasi dari perusahaan jasa ditentukan pada upaya mencapai volume bisnis dan revenue. Hal inilah yang menjadi perimbangan dalam penetapan lokasi usaha baru. Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan besarnya volume bisnis dan revenue, untuk perusahaan jasa, antara lain:
 Daya beli pelangan di area para pelanggan yang dituju.
 Kesesuaian atau compatibility dari service dan image
 Persaingan yang terdapat diarea itu
 Kualitas dari persingan
 Keunikan lokasi
4. Metode evaluasi alternatif lokasi
Untuk mengevaluasi alternatif lokasi, terdapat beberapa teknik guna membantu pegevaluasiannya :
 Analisis-laba-volume
 Faktor rating
 Metode pusat gravitasi
C. Penyusunan Tata Letak (Layout)
Setiap susunan tata letak dari mesin dan peralatan operasi, haruslah bertujuan untuk dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Setiap susunan tata letak peralatan dan fasilitas organisasi perusahaan, haruslah dapat meningkatkan upaya pencapaian :
 Efisiensi operasi produksi organisasi perusahaan
Keberhasilan dukungan pembentukan laba usaha perusahaan
1. Pemahaman tentang penyusunan tata letak                                                                                                  Penyusunan tata letak merupakan keputusan untuk mengintegrasikan sistem dalam operasi produk. Dengan pengintegrasian ini, maka mesin dan peralatan, tempat kerja dan gudang haruslah dapat menjamin agar jadwal operasi produksi dapat berjalan secara efektif.
2. Jenis-Jenis Tata Letak
Terdapat beberapa jenis penyusunan tata letak organisasi perusahaan yaitu sbb:
 Tata letak kantor atau officelayout
 Tata letak ritel atau retail layout
 Tata letak pergudangan atauwarehouse
 Tata letak penempatan yang tetap
 Tata letak yang berorientasi pada proses
 Tata letak bagi penyusun mesin dan peralatan
 Tata letak yang berorientasi pada produk




KELOMPOK VI
BAB 1
PENDAHULUAN

Setiap upaya untuk mencapai suatu tujuan, umumnya dilakukan dengan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu proses. Suatu proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk, berupa barang atau jasa ataupun gagasan, dengan cerminan sebagai suatu komitmen manajemen dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka pencapaian suatu tujuan, maka pelaksanaan kegiatan yang dilakukan akan dapat berbeda, antara pengarahan seorang pimpinan dengan cara arahan pimpinan lainnya. Perbedaan cara arahan tersebut disebabkan oleh perbedaan desain proses yang ditetapkan oleh pimpinannya.
Dalam menjalankan proses yang baik, maka cara yang harus dikembangkan adalah bagaimana menetapkan tugas dan menyusun tugas-tugas itu dalam satu proses, untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya perlu dilakukan pengaturan atau penyusunan pelaksanaan tugas itu dalam suatu proses yang efisien. Perlu pula disadari bahwa sangat erat kaitannya, antara kualitas dengan proses efisien.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Analisis Proses dalam Operasi Produksi

Seperti diketahui bahwa proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana sesuangguhnya sumber daya, yaitu tenaga kerja, mesin, bahan dan Modal yang ada dapat diolah menjadi hasil atau produk.
Dalam menjalankan proses yang baik, maka cara yang harus dikembangkan adalah bagaimana menetapkan tugas dan menyusun tugas-tugas itu dalam satu proses, untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya perlu dilakukan pengaturan atau penyusunan pelaksanaan tugas itu dalam suatu proses yang efisien. Perlu pula disadari bahwa sangat erat kaitannya, antara kualitas dengan proses efisien.

a. Peta Arus Proses (Process Flow Charting)
Pemahaman tentang proses yang harus ditekankan adalah bahwa tujuan atau maksud dari analisis adalah suatu cara kritis untuk dapat menetapkan tingkat yang terinci dalam memodelkan suatu proses. Haruslah dapat dipahami bahwa, sering kali kegiatan atau aktivitas yang terkait dengan suatu proses, saling mempengaruhi satu dengan lainnya. karena itu, dalam suatu kegiatan adalah penting untuk diperhatikan akan performa dan simultan dari sejumlah aktivitas atau kegiatan keseluruhan yang beroperasi pada waktu yang sama.

JENIS – JENIS PETA ARUS
Terdapat kegunaan untuk mengkategorisasikan proses peta arus, guna dapat mudah menggambarkan bagaimana suatu proses dapat didesain secara baik. Ada kemudahan secara cepat untuk mengkategorisasikan suatu peta arus, sehingga dapat mudah menggambarkan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan yang terdapat diantara proses.
Adapun jenis – jenis Peta Arus adalah sebagai berikut :
Make to Order
Make to Stock
Hybrid
b. Pengukuran Performansi Proses
Terdapat banyak variasi dalam cara mebuat metriks performansi yang sering dihitung dalam penggunaan praktek. Dalam hal ini perlu dirumuskan cara yang konsisten, dan telah banyak digunakan dalam praktek. Adapun yang penting dalam hal ini adalah untuk dapat memahami secara nyata bagaiman suatu metriks yang telah dihitung dari suatu perusahaan atau industri tertentu dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan.
Didalam operasi produksi, nilai metriks itu selalu terdapat hubungan antara satu nilai dengan nilai lainnya, seperti :
Utilisasi
Produktivitas, dan
Efisiensi
Set up time dan Operation Time
c. Pemetaan Aliran Nilai (Value-Stream Mapping)
Terdapat variasi dari pemetaan fungsi waktu, salah satunya adalah Pemetaan aliran Nilai atau Value Stream Mapping (VSM). VSM harus memperhatikan tidak saja proses, tetapi juga keputusan manajemen dan sistem informasi yang mendukung.
Pendekatan yang dilakukan dala hal ini, adalah secara penuh dalam memahami proses dari pelanggan sampai ke pemasok. Walaupun pet aliran atau arus nilai (VSM) menimbulkan suatu kerumitan, tetapi pembangunan konstruksinya adalah mudah.
Langkah–langkah yang dibutuhkan untuk melengkapi peta aliran nilai adalah :
1) Dimulai dengan simbol untuk pelanggan, dan operasi produksi yang dapat menjamin untuk suatu gambaran besar yang menyeluruh.
2) Memasukkan pesanan pelanggan yang dibutuhkan
3) Menghitung besarnya produksi harian yang dibutuhkan
4) Memasukkan kebutuhan pengiriman dari luar ( outbound shipping) dan frekuensi delivery-nya.
5) Menentukan metode inbound shipping dan frekuensi delivery-nya.
6) Menambahkan langkah-langkah proses, seperti mesin dan perakitan.
7) Menambahkan metode komunikasi, menambahkan pula frekuensinya, dan menggambarkan arh komunikasi dengan garis panah.
8) Menambahkan pula besaran inventory, yang ditempatkan diantara setiap langkah dari keseluruhan alur arus.
9) Menentukan waktu kerja dari keseluruhan, yang tidak perlu dimasukkan besarnya nilai waktu tambahan.
2. Seleksi dan Desain Proses
Suatu proses merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meghasilkan suatu produk, berupa barang atau jasa, ataupun gagasan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dalam cara pelaksanaan proses, terdapat perbedaan cara pendekatan atau metode dan teknik, yang digunakan dalam pentranformasian input menjadi output.
a. Seleksi dari Proses
Seleksi dari proses merupakan penetapan cara pentransformasian produk, berupa barang dan jasa yang akan diorganisasikan. Umumnya penseleksian proses dibutuhkan dalam rangkaian masalah, seperti perencanaan untuk suatu produk baru.  Penseleksian proses dapat terjadi secara periodik, yang disebabkan oleh perubahan teknologi dalam produk atau peralatan, serta kemungkinan terdapat tekanan atau tantangan dari persaingan. Prakiraan ramalan, desain produk berupa barang atau jasa, dan pertimbangan teknologi, seluruhnya punya pengaruh pada penseleksian proses adalah saling terkait, dan sering saling dikerjakan bersama.

JENIS-JENIS PROSES OPERASI PRODUKSI
Terdapat lima jenis proses dasar dari operasi produksi, yaitu :
Job Shop
Batch
Repetitive (Berulang-ulang)
Continuous
Proyek

b. Strategi Fokus Dalam Proses
Suatu keputusan utama dari seorang manajer operasi produksi adalah untuk mendapatkan cara yang terbaik dalam menghasilkan produk, dan upaya untuk mengurangi terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber-sumber daya.
Tujuan dari suatu strategi proses adalah untuk membangun proses operasi produksi yang memenuhi persyaratan atau kebutuhan pelanggan, dan memenuhi spesifikasi produk di dalam batasan biaya dan batasan manajemen lainnya. Setiap barang dan jasa, umumnya dibuat dari pilihan satu dari variasi empat strategi proses. Keempat strategi proses itu adalah :
Strategi Fakus Proses
Strategi Fokus Repetitif
Strategi Fokus Produk
Strategi Fokus Kastomisasi
c. Desain Proses Jasa
Di dalam mendesain proses jasa, perlu diperhatikan terdapatnya interaksi dengan para pelanggan. Interaksi dengan para pelanggan, sering berpengaruh pada hal-hal yang dapat merugikan performansi proses.
Pada dasarnya, para manajer operasi selalu mendesain proses jasa untuk mendapatkan tingkat spesialisasi yang terbaik. Para manajer operasi juga harus dapat menjaga kebutuhan interaksi pelanggan dan kastomisasi. Untuk ini, perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1) Harus dapat memfokuskan secara ekstensif pada sumber daya manusia, agar dapat menghasilkan jasa yang masif dan jasa yang profesional.
2) Menekankan perlunya personalisasi jasa, yang membutuhkan keterlibatan tenaga kerja, sehingga diperlukan adanya penseleksian dan pelatihan tenaga yang tepat.
3) Perlu peran umpan balik atau feedback dari pelanggan, sebagai dasar pengendalian yang ketat dalam menjaga standar kualitas jasa.
4) Intensitas tenaga kerja untuk memungkinkan dilakukannya inovasi di dalam proses teknologi dan Scheduling.
Pada dasarnya, peluang untuk meningkatkan suatu proses jasa dapat dilakukan melalui penyempurnaan pengaturan tata letak atau layout dari peralatan yang dibutuhkan.
3. Seleksi Peralatan dan Teknologi
Untuk membuat keputusan ini, personalia dari operasi produksi harus dapat mengembangkan dokumentasi, yang mengindikasikan besarnya kapasitas, dan toleransi dari setiap opsi pilihan, seperti kebutuhan akan perawatannya. Pemilihan yang terbaik akan peralatan yang terbaik, haruslah dilakukan dengan memahami industri yang akan menggunakannya dan proses yang digunakan dan teknologinya.
a. Teknologi Menjadi Dasar Keunggulan Bersaing
Pemilihan peralatan untuk jenis proses tertentu, dapat memberikan keunggulan bersaing, karena teknologinya. Dalam hal tertentu, peralatan khusus sering dapat memberikan cara dalam memenangkan persaingan. Demikian pula teknologi modern dapat juga memungkinkan untuk manajer operasi produksi dapat melakukan perluasan atau memperbesar lingkup dari peralatan proses.
b. Teknologi Operasi Produksi
Dalam teknologi hardware, umumnya telah dihasilkan dalam proses yang otomatis, sehingga mempunyai dampak pada perusahaan-perusahaan manufaktur di banyak industri. Kemajuan tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu sistem hardware atau perangkat keras, dan sistem software atau perangkat lunak.
c. Keunggulan Teknologi yang berkesinambungan.
Seharusnya setiap manajer operasi produksi, haruslah dapat membantu menciptakan keunggulan teknologi, melalui upaya memikirkan emapat R, atau 4R yaitu :
1) Resources atau sumber daya yang digunakan dalam proses operasi produksi,
2) Recycling yang dikaitkan dengan material produksi dan komponen produk,
3) Regulasi yang digunakan
4) Reputasi Perusahaan

Keempat faktor itu haruslah dapat memberikan pertalian hubungan manajer dalam menjalankan kegiatan operasi produksi secara baik, terutama dalam pemantapan dan pengembangan operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar