Jumat, 29 September 2017

Pendekatan Proyek

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan pendekatan proyek, akan memungkinkan organisasi memfokuskan perhatiannya dan mengkonsentrasikan usaha dan upayanya pada pencapaian jumlah kinerja yang terarah dalam batasan dan kerangka kerja. Oleh karena itu dengan pendekatan proyek akan dapat dihasilkan manfaat yang nyata, bila dibandingkan dengan pendekatan yang lain. hanya saja yang harus diperhatikan adalah bahwa suatu proyek bersifat uatu rangkaian tugas pekerjaan , yang arahkan untuk beberapa output dan membutuhkan periode waktu untuk mengerjakannya.
Manajemen proyek dirumuskan sebagai suatu rangkaian kegiatan perencanaan, pengarahan, dan pengendalian sumber - sumber daya, yang meliputi orang, perlatan dan bahan untuk dapat memenuhi batasan teknis, biaya dan waktu dari proyek. Dengan mengetahui rumusan tentang manajemen proyek maka akan dapatlah didalami apa saja yang menjadi tugas - tugas dari manajemen proyek.
Didalam suatu organisasi bisnis manajemen proyek di kembangkan dalam suatu organisasi proyek, agar dapat terjamin kontinuitas berjalannya program secara lancar dari hari kehari sampai pada proyek dapat lengap secara berhasil. suatu organisasi proyek di bangun agar kemajuan proyek dapat terjamin, karena pelaksanaan proyek telah disiapkan secara baiko oleh manajemen proyek. Umumnya suatu organisasi proyek yang disiapkan oleh suatu perusahaan ditujukan agar dapat tertanganinya pekerjaan proyek dapat terselesaikan, dan kemudian di bubarkan.
Masalah perencanaan proyek adalah penting, karena pengkoordinasian, kegiatan - kegiatan proyek harus selalu dipertimbangkan, terlebih - lebih pada proyek - proyek besar. hal ini karena proyek - proyek besar mempunyai kegiatan - kegiatan yang banyak dan rumit, sehingga harus hati - hati direncanakan dan dipantau atau di monitor secara hati -hati dalam perencanaannya, agar dapat mengikuti jadwal dan besarnya biaya yang dipertimbangkan . Oleh karena itu, untuk proyek - proyek besar dalam pelaksanaannya dibutuhkan para manejer yang harus dapat mampu menangani masalah - masalah yang berbeda dibandingkan dengan kegiatan - kegiatan yang rutin.
Manajer proyek haruslah pula memperhatikan dan menjaga alat utama yang penting, yaitu :
1. Struktur memecah - mecah tugas pekerjaan atau work breakdowns, yang dibutuhkan sebagai alat perencanaan awal yang di perlukan untuk mengembangkan suatu daftar kegiatan penetapan rangkaian kegiatan sebagai besar penetapan anggaran.
2. Susunan diagram jaringan kerja atau Nework Diagram, sebagai suatu visual gambaran besar yang digunakan untuk melakukan estimasi durasi proyek mengidentifikasian kegiatan - kegiatan kritis, penetapan waktu, penyelesaian proyek, pengidentifikasian, bidang kegiatan, dimana waktu kelenturan, dan penetapan jadwal, pengembangan aktifitas.
3. Grafik Gantt atau Gantt Chart, yang merupakan suatu bantuan visual yang digunakan untuk merencanakan dan memonitor kegiatan individual.
4. Manajemen resiko, yang merupakan kegiatan antisipasi, dengan menganilisis potensial kegagalan atau potensial masalah, menilai kemungkinan terjadi dan konsekuensinya, serta rencana kontingensi.
Terdapat tiga tahap dari tugas manajemen proyek, yaitu :
1. Perencanaan. Tahap ini mencakup penetapan sasaran dari perumusan proyek dan pengorganisasian tim.
2. Penjadwalan. Tahap ini berhubungan dengan orang, uang, dan pemasok kegiatan tertentu, dan berkaitan pula antara suatu kegiatan dan kegiatan lainnya.
3. Pengendalian. Dalam tahap ini, perusahaan memonitor sumber - sumber daya, uang, kualitas, dan anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penstrukturan Proyek
1. Proyek Murni (Pure Projek)
Suatu organisasi proyek murni, dikenal sebagai pekerjaan yang bersinggungan atau skunworks adalah dimana suatu tim kerja sama sendiri secara penuh waktu di dalam proyek. Tim ini secara semi permanen berada dalam jaringan yang berorientasi pada proyek, dimana masing - masing orang bekerja secara otonom dengan memusatkan pada pusat - pusat peluang kewirausahaan . Dalam hal ini yang harus ditekankan adalah kecepatan dan fleksibilitas. Dengan demikian, diharapkan pekerjaan mengacu pada struktur manajemen dan kebiasaan kerja sama leluhur yang akan terus tumbuh.
Beberapa kebaikan dan kekurangan dari struktur proyek murni, yaitu :
1. Manajer proyek mempunyai kewenangan penuh atas proyek.
2. Oleh karena itu anggota tim melapor dan bertanggung jawab pada satu bos, maka mereka tidak takut pada adanya loyalitas yang berbagi dengan seorang manajer bidang fungsi.
3. Terdapatnya lini komunikasi yang pendek, sehingga keputusan dapat dibuat secara cepat.
4. Terdapat kebanggaan tim dan timbulnya motivasi anggota yang tinggi serta terdapat komitmen mereka yang tinggi.
Kekurangan dari suatu struktur proyek murni :
1. Terdapat duplikasi sumber daya, karena peralatan dan orang - orang, tidak berbagi antara lintas proyek.
2. Tidak dapat dimengerti atau diketahui tujuan dan sasaran suatu kebijakan organisasi yang umumnya bersumber dari kantor pusat.
3. Terdapat kemungkinan kegagalan organisasi proyek, karena kelemahan dalam pengetahuan dan teknologi maju.
4. Dengan tidak adanya atasan fungsional anggota tim, mereka takut atas keberlanjutan, masa tugas pekerjaan mereka dalam organisasi, sehingga mereka takut akan masa depan mereka.
2. Proyek Fungsional
Dengan struktur fungsional dapat meningkat secara vertikal dan bersifat sangat kritikal dan bersifat sangat kritikal atas bidang fungsional yang terspesialisasi,diciptakan dari masalah sinergi untuk menghadapi masalah tehniks proyek.dalam struktur proyek fungsional,motivasi anggota tim adalah lemah,dan kebutuhan klen ber sifat sekunder sehinga sering terlambat ditangapi.
kebaikan dari struktur proyek fungsional :
1. seorang anggota tim dapat mengerjakan beberapa proyek.
2. keahlian tehniks selalu ter pelihara di dalam area fungsional,selama seseorang berada di luar proyek atau organisasi.
3. area fungsional adalah rumah setelah proyek selesai.spesialisasi fungsional dapat di kembangkan secara vertikal.
4. suatu kritikal masif dari keahlian rea fungsional,dapat menciptakan pemecahan sinergi untuk mengatasi masalah teknis proyek,
kekurangan dari struktur proyek fungsional:
1. aspek-aspek proyek yang tidak langsung berhubungan dengan area fungsional akan mungkin mendapatkan hambatan.
2. Motivasi dari anggota tim sering mempunyai kelemahan
3. Kebutuhan klien sering di nomor duakan, sehingga sering di tanggapi lambat.
3. Struktur Proyek Matriks
Dengan struktur proyek matriks, komunikasi di antara divisi fungsional dapat ditingkatkan dan duplikasi -dari sumber - sumber dapat diminimalisir. Manajer proyek di dalam suatu struktur proyek matriks memegang tanggung jawab yang besar atas keberhasilan proyek dan anggota tim mempunyai rumah fungsinya setelah proyek selesai.
Dalam struktur proyek matriks sering terdapat kegagalan, bila manajer proyek tidak punya keterampilan yang cukup dalam bernegosiasi.
Kebaikan dari struktur proyek matriks :
1. Komunikasi diantara divisi fungsional dapat ditingkatkan.
2. Seorang manajer proyek memegang tanggung jawab yang jelas atas keberhasilan penyelesaian - penyelesaian proyek.
3. Duplikasi dari sumber - sumber daya dapat di minimalisasi.
4. Anggota tim mempunyai rumah fungsional setelah proyek selesai.
5. Kebijakan dari organisasi induk harus diikuti, dan hal ini dapat mendukung berjalannya proyek dengan baik dan lancar.
Kekurangan dari struktur organisasi proyek matriks
1. Terdapatnya dua bos pimpinan dan hal ini sering manajer fungsional lebih banyak didengar dari manajer proyek.
2. Keadaan dua bos ini sering menimbulkan kegagalan dalam pembinaan.
3. Upaya untuk melakukan suboptimalisasi agak sulit dilakukan dan hal ini dapat berbahaya bagi sumber daya dari manajemen proyek, sebagai badan pengelola sumber daya yang dapat merugikan proyek lainnya.
B. Aspek Perilaku dari Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek harus terdapat kesiapan untuk menghadapi gejolak yang terdapat dari keadaan proyek dengan implikasi dari perilaku proyek itu. Aspek perilaku ini harus menjadi perhatian khusus yang harus ditekankan untuk menjadi dasar pemikiran dari para manajer proyek.
Pada awalnya suatu proyek merupakan suatu gagasan yang di presentasikan dan dinilai kelayakannya dan kemudian rencana harus disusun dan di setujui oleh pemilik proyek, serta komisi pembangunan kota dan instansi pemerintah. Keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan proyek baru terjadi, bila masing - masing yang bertugas mempunyai keterampilan yang dibutuhkan.
Tugas utama dalam keputusan dari Manajemen Proyek
Keberhasilan dari banyak proyek, umumnya tergantung dari pelaksanaan beberapa kunci keputusan utama. Kunci keputusan itu harus mengikuti langkah - langkah berikut :
1. Keputusan tentang proyek mana yang diimplementasikan
2. Keputusan tentang pemilihan manajer proyek
3. Keputusan tentang penetapan tim proyek
4. Perencanaan dan desain proyek
5. Manajemen dan pengendalian sumber - sumber daya proyek
6. Keputusan tentang proyek mana yang diterminasi dan kapan terminasinya.
Manajer Proyek
Seorang Manajer Proyek mempunyai tanggung jawab akhir akan dapat diselesaikannya proyek secara berhasil atau terdapatnya kegagalan dari proyek itu.
Manajer Proyek harus mampu mengerjakan proyek untuk mencapai keberhasilan proyek melalui para pekerja proyek dalam menyelesaikan pencapaian tujuan proyek. untuk efektifnya tugas - tugas seorang manajer proyek harus melaksanakan hal - hal berikut :
1. Pekerjaan dari seluruh kegiatan yang dibutuhkan agar dilaksanakan sesuai dengan urutan dan sasaran, sehingga kinerja proyek yang di harapkan dapat tercapai.
2. Sumber daya manusia yang mengerjakan pekerjaan proyek harus diarahkan dan dimotivasi
3. Komunikasi, agar setiap orang mempunyai informasi yang harus dibutuhkan untuk pekerjaannya
4. Kualitas, agar sasaran kinerja dapat direalisasikan
5. Waktu, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal waktu yang direncanakan
6. Biaya, agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan besarnya dan anggaran atau budget proyek
agar dapat proyek dimaneje secara efektif,maka seorang manejer proyek haruslah dapat mempekerjakan sejumlah ketrampilan tertentu.ketrampilan meliputi kemampuan motipasi dan mengarahkan anggota tim bekerja mencapai sasaran kinerja proyek.selain itu harus pula mampu membuat keputusan yang tepat,apakah proyek perlu dipercepat penyelesaianya,dengan melakukan pencepatan pekerjaan kegiatan proyek bila diperlukan,dan memantau waktu pekerjaan serta memonitor budget dan rincian teknis.
seorang menejer proyek haruslah punya kemampuan menerima perubahan yang terdapat di dalam keadaan lingkungan.bila hal ini terjadi akan dapat mempengaruhi akan sasaran proyek,persyaratan tehniksdan perubahan komposisi tim proyek. tugas dari menejer proyek harus dapat menghadapi kesulitan dan timbulnya kemudahan yang ditemui.menejer proyek haruslah mengkordinasikan para pekerja dan memotivasi orang -orang yang kadang memiliki kesetiaan pada menejer lain terutama yang ada dalam bidang fungsinya.
C. siklus hidup proyek
setiap proyek mempunyai keterbatasan,yaitu waktu,lingkup dan besarnya proyek. lingkup,waktu, dan besarnya proyek berbeda-beda antara satu proyek dengan proyek lainya yang pada dasarnya tergantung pada sifat keadaan dasarnya atau nature,dan maksud dari proyek. meskipun demikian,seluruh proyek umumnya mempunyai sesuatu yang umum,yaitu siklus hidup yang dilalui.
setiap proyek akan melalui empat tahap dalam siklusnya yaitu,tahap perumusan proyek,tahap perencanaan,tahap pelaksanaan,tahap penyelesaian dengan keberhasilan proyek. tahap peremusan proyek ter diri dari dua bagian,yaitu tahap peremusan konsep proyek merupakan awal organisasi memperjelas kebutuhan akan proyek,dan tanggapan akan jawaban atas proposal dari pelangan atau kline potensial. Dari proposal tersebut,dilakukan pengkajian analisis kelayakan proyek. Dengan mengkaji besarnya biaya yang diperlukan,manfaat proyek dan resiko yang perlu di pahami dari proyek.
Tahap perencanaan proyek menguraikan secara terinci tentang peker jaan,
dan memeberikan estimasi tentang kabutuhan sumber daya manusia, kebutuhan waktu dan biaya. Tahap pelaksanaan proyek merupakan eksekusi proyek yang menunjukkan lamanya
proyek dikerjakan. Dalam menjalankan proyek, kemungkinanan akan terdapat tahap yang bersamaan waktunya. misalnya terdapatnya pekerjaan yang belum selesai, saat tahap berikutnya dimulai. Terjadinya hal ini akan dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk bergerak melalui siklus proyek, dan tentunya ini akan dapat menghasilkan keunggulan bersaing dan penghematan biaya.
D. Perencanaan Proyek
Dalam manajemen proyek kegiatan pertama yang dilakukan adalah penetapan rumusan proyek, apa yang dilakukan. Faktor - faktor yang harus dicakup adalah anggaran, ketersediaan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang diperlukan serta pertimbangan biaya dan manfaatnya.
Perencanaan proyek dan rancangannya membutuhkan adanya keputusan tentang sasaran kinerja proyek, rencana waktu untuk penyelesaian proyek, penetapan pekerjaan apa yang dibutuhkan untuk dikerjakan, bagaimana pekerjaan itu akan dikerjakan, adanya kemungkinan beberapa bagian pekerjaan yang dapat dialihmediakan atau outsorce, sumber - sumber daya apa saja yang dibutuhkan, penetapan anggaran proyek, dan berapa lama sumber - sumber daya itu dibutuhkan
E. Pengendalian Proyek
Pada dasarnya pengendalian proyek adalah untuk mengupayakan agar target kinerja proyek dari rangkaian kegiatan dapat dicapai, yang mencakup waktu, mutu atau kualitas dan sumber daya .
Pengendalian yang efektif membutuhkan rangkaian tahap berikut :
1. Perumusan. Dimana tahap pertama ini merumuskan secara rinci tentang apa yang harus dikendalikan, diaman dalam pengendalian proyek mencakup rencana proyek dan jadwal proyek.
2. Penetapan ukuran yang digunakan. dengan menentukan ciri - ciri yang dapat di perhitungkan atau diukur dalam pengendalian proyek, yaitu mutu, kualitas, biaya dan waktu.
3. Melakukan kegiatan membandingkan, yaitu membandingkan antara hasil realisasi kegiatan proyek dengan standar pembanding.
4. Tahapan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian yaitu untuk dapat menetapkan adanya penyimpangan, dan bila ada, maka haruslah diupayakan untuk kembali seperti yang di rencanakan.
5. Melakukan kegiatan perbaikan, yang merupakan tindakan yang dilakukan agar tujuan dan sasaran dari proyek yang dikerjakan, dan di penuhi.
6. Melakukan kegiatan monitoring, agar hasil perbaikan dapat mencapai harapan dari pemilik proyek atau pelanggan, sehingga proyek dapat dinyatakan selesai dan berhasil.
Beberapa program yang cukup populer diantaranya adalah program dari sistem primavera dan Max Project dari Apple Computer. Program - program yang dapat dilakukan dapat menghasilkan berbagai laporan yang mencakup :
1. Pemilihan biaya secara terinci untuk setiap tugas pekerjaan
2. Kurva untuk seluruh program tenaga kerja atau total program labor curve.
3. Tabel biaya distribusi
4. Tabel ringkasan waktu dan biaya fungsional.
5. Ramalan bahan baku dan pengeluaran
6. laporan tentang variance
7. laporan tentang analisis waktu
8. laporan tentang status kerja.
Di dalam pengendalian waku proyek, terdapat lima jenis waktu yang diperhatikan. Kelima waktu tersebut adalah :
1. Waktu persiapan, yang merupakan lamanya waktu dalam mempersiapkan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Waktu pelaksanaan suatu pekerjaan proyek
3. Waktu Antrian, yang merupakan lamanya waktu menunggu sampai dengan sumber daya tiba di proyek
4. Waktu menunggu, yang merupakan lamanya menunggu untuk dapat mulainya pekerjaan, waktu itu tidak untuk menunggu sumber daya, tetapi kegiatan menunggu karena terjadinya urut - urutan melakukan kegiatan proyek.
5. Waktu menganggur, yang merupakan waktu tidak bekerja, dimana waktu pekerjaannya adalah kurang dari total jumlah waktu yang dipersiapkan, waktu pelaksanaan, waktu antrian, dan waktu tunggu.
F. Teknik Manajemen Proyek
Dalam menggunakan istilah teknik, terutama yang berhubungan dengan teknik manajemen proyek, maka perlu dipahami tentang istilah teknologi yang terkait dengan istilah teknik yang digunakan. Teknologi merupakan istilah suatu kata yang rumusan pengertiannya bermacam -
macam. tergantung dimana digunakannya umumnya istilah teknologi menunjukkan penerapan temuan ilmiah untuk pengembangan dan peningkatan produk atau hasil.
1. Program Evaluasi and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM)
Teknik majemen proyek ini adalah PERT dan CPM serta Garfik Gantt. Teknik - teknik manajemen ini dapat membantu manajer untuk menjadwalkan, memonitor, dan mengontrol proyek - proyek besar dan kompleks.
CPM mulai digunakan pada tahun 1957 sebagai alat yang dikembangkan J.E Kally dan MR Walker dalam membangun dan merawat pabrik kimia du Pont. CPM adalah suatu teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu per kegiatan atau aktivitas.
Untuk menggunakan teknik manajemen tersebut, terdapat kerangka kerja dari PERT dan CPM, dengan enam langkah yang harus diikuti yaitu :
1. Merumuskan proyek, dan mempersiapkan struktur penilaian kerja yang dikenal sebagai work-breakdown structure.
2. Mengembangkan hubungan di antara kegiatan atau aktivitas, kemudian ditetapkan kegiatan apa yang lebih dahulu dilkakukan, dan kegiatan apa yang harus mengikutinya.
3. Gambarkan jaringan kerja atau network yang menghubungkan seluruh kegiatan
4. Tetapkan estimasi waktu dan atau biaya untuk setiap kegiatan
5. Menghitung panjang atau lamanya garis waktu yang terlama, melalui jaringan kerja atau network
6. Menggunakan Network untuk membantu penyusunan rencana, penjadwalan, monitoring dan pengendalian proyek.
2. Struktur Pemilahan Kerja
Tim manajemen proyek pada umumnya memulai tugasnya secara baik kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pelaksanaan proyek, agar suatu rencana proyek itu dapat dikembangkan. salah satu tugas pada tahap pertama adalah menyusun secara hati - hati tentang tujuan proyek dan kemudian memecah mecah atau memilah -milah proyek ke dalam bagian - bagian yang dapat di manaje, yang disebut dengan struktur pemilahan kerja atau Work Breakdown Structure (WBS) .
Dengan struktur pemilahan kerja (WBS) dapat diketahui hirarki tugas - tugas proyek, subtugas, dan kemasan kerja. Penyelesaian satu atau lebih kemasan kerja menghasilkan penyelesaian suatu tugas, dan akhirnya melakukan penyelesaian seluruh tugas yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek.
3. Diagram Jaringan Kerja
Langkah Pertama dalam Jaringan Kerja PERT atau CPM adalah membagi keseluruhan proyek ke dalam kegiatan - kegiatan yang nyata, menurut struktur pemilahan kerja atau work Breakdown Structure (WBS). Terdapat dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan kerja proyek atau project network, yaitu kegiatan pada titik atau activity on Node (AON) dan kegiatan pada garis atau Activity on Arrow (AOA).
Perbedaan AON dan AOA terdapat pada diagram titik atau bulatan pada AON yang merupakan aktivitas. sedangkan dalam jaringan kerja AOA titik bulatan menunjukkan waktu permulaan atau waktu pengakhiran dari suatu kegiatan proyek, yang disebut juga sebagai suatu kejadian atau event.
BAB III
PENUTUP
Umumnya proyek dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian yang terkait dengan tugas yang mengarah pada penyelesaian suatu hasil atau output yang besar. Suatu proyek dapat memakan waktu berbulan - bulan atau bertahun - tahun untuk menyelesaikan atau mengembangkan suatu sistem produksi. Hal ini karena suatu proyek itu merupakan suatu rangkaian dari tugas pekerjaan yang terkait, yang diarahkan kebeberapa output utama yang membutuhkan suatu periode waktu yang nyata untuk melaksanakannya.
Dilihat dari sifatnya, suatu proyek adalah suatu yang unik, karena terdapat suatu jangka waktu pengerjaan operasi yang dilakukan untuk menyelesaikan sejumlah tujuan dalam kerangka waktu yang terbatas. Dalam suatu waktu organisasi para manajer umumnya selalu melihat berbagai variasi dari kegiatan operasi. Pekerjaan yang dilihat oleh manajer dapat berupa pekerjaan rutin atau pekerjaan yang berulang - ulang dan aktivitas yang tidak rutin.
Suatu Proyek dirumuskan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan. biasanya diarahkan untuk mencapai suatu tujuan menghasilkan beberapa keluaran atau output, dan memerlukan rangkaian waktu untuk menyelesaikannya. Proyek mungkin dapat mencakup besar biaya yang dapat dipertimbangkan . Beberapa diantara proyek mempunyai masa waktu yang panjang dan beberapa diantaranya menyertakan sejumlah aktivitas yang harus direncanakan dan dikoordinasikan secara hati - hati.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya tugas manajer adalah mengelola human asset, bukan financial asset. Dengan kata lain tugas manajer adalah mengelola sumber daya manusia dalam memanfaatkan sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena tindakan manusia sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap sesuatu yang ditentukan oleh pembentukan peta mental (mindset) yang dimiliki orang tersebut dan pembentukan peta mental sangat penting untuk mengelola sumber daya manusia.
Pendekatan yang digunakan human resource leverage approach dalam pembuatan rerangka konseptual untuk pembentuakan mindset. Pendekatan ini menggunakan paradigm personel yang mencerminkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan seabagai dasar untuk mendesain sistem pengendalian manajemen. Pendesainan ini denagn membangun paradigm personel yang mencerminkan kondisi lingkunagan yang dimasuki oleh organisasi.
KONSEP MINDSET
Sikap mental mapan ( fixed mental attitude ) yamg dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak.
Mindset terdiri dari tiga komponen pokok antara lain :
© Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang didalam memandang sesuatu.
© Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar