Minggu, 01 Oktober 2017

aliran sesat di Indonesia



Diskripsi Singkat: Aliran-Aliran Sesat: Menjelaskan tentang beberapa aliran sesat yang berkembang di Indonesia dan nasehat untuk kaum muslimin agar berhati-hati terhadap aliran-aliran ini agar jangan sampai terseret oleh para dai sesat yang berusaha untuk menjerumuskan mereka ke lembah neraka.
Bottom of Form

a.     Du'at 'ala Abwabi Jahannam
 Beberapa bulan lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan sebelas butir fatwa, di antaranya ;
Pelarangan aliran Ahmadiyah di Indonesia
Mengharamklan Sekularisme, liberalisme dan Pluralisme agama
Bagaikan orang tersayat sembilu, para penganjur kebatilan (du'at 'ala abwabi Jahannam) meraung, merintih, dan mengeluarkan kata-kata, bahkan makian kepada lembaga keislaman tertinggi di Bumi Pertiwi ini.
Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal Gus Dur, membisikkan kepada Preisden bahwa fatwa tersebut bersifat tidak mengikat, karena Indonesia adalah Negara Pancasila dan bukan Negara Islam. Dan dalam acara perayaan Maulid Gus Dur (baca: ulang tahun) yang lalu, semboyan "hidup Sekularisme", "hidup Pluralisme" pun dikumandangkan sebagai ganti bacaan QasidahBurdah dalam perayaan Maulid Nabi. Juga sengaja diundang dalam perayaan tersebut ketua Jemaat Ahmadiyah se-Indonesia.
Ulil Abshar Abdalla -kafa nallahu syarrahu- melontarkan kata "tolol" untuk Ketua MUI.
Dan banyak lagi orang-orang yang semazhab dengan mereka yang angkat bicara, mengeluarkan argument pembelaan terhadap aliran Ahmadiyah, Sekularisme, liberalisme dan Pluralisme, yang seolah-olah mereka adalah kelompok tertindas, teraniaya, terzhalimi. Syubhat-syubhat ini dikemas sedemikian rupa oleh media informasi yang mayoritasnya berpihak kepada kebatilan.
 Baru-baru ini, Adnan Buyung Nasution -pengacara Nur Mahmudi dalam kasus penganuliran kemenangannya dalam Pilkada Depok oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat- menyesalkan telah membantu Nur Mahmudi, karena ketua DPR Komisi VII yang kebetulan berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung fatwa MUI dan menolak pengaduan Ahmadiyah. Yang dalam kasus ini Adnan Buyung juga bertindak sebagai pengacara Ahmadiyah, dia menyatakan bahwa Ahmadiyah terzhalimi.  
b.Siapa yang menzhalimi dan terzhalimi
Benarkah jemaat Ahmadiyah, gerakan Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme dizhalimi? ataukah mereka sebenarnya yang menzhalimi? Mari kita coba mendudukkan persoalannya seproposional mungkin.
Berbuat zhalim yaitu: merampas hak seseorang atau sekelompok orang.
Mereka berargumen bahwa pelarangan dan pengharaman aliran mereka berarti merampas hak kebebasan mereka berpendapat, konklusinya bahwa pelarangan tersebut berarti penzhaliman terhadap mereka.
Untuk mengetahui sejauh mana kebenaran konklusi ini, mari kita uji kebenaran premis yang mereka gunakan.
Benarkah pelarangan dan pengharaman aliran mereka merampas hak mereka? Mari kita lihat kenyataan sebenarnya!
Islam yang masuk ke Indonesia pada abad ke-!3 yang dianut oleh nenek moyang kita dan yang kita anut sampai sekarang serta dilindungi negara adalah islam yang menyakini :
Al Qur'an sebagai kitab suci yang tidak boleh  ditambah atau dikurangi
Muhammad SAW adalah Nabi yang terakhir.
Hanya islamlah agama yang benar, dan Allah tidak menerima agama selain islam
Rukun iman ada enam
Dan lain-lain yang diketahui oleh setiap muslim  secara aksiomatis
Inilah akidah umat islam Indonesia, yang merupakan hak azazi yang dilindungi oleh Negara R.I.
Tapi kemudian di awal abad ke-20 muncul aliran Ahmadiyah di India lalu menjalar ke Indonesia, dan di awal tahun 70-an bergema gerakan Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme yang menginjak-injak hak (akidah) umat islam dengan pernyataan-pernyataan, antara lain; semua agama sama dan semua agama benar, Mirza Gulam yang lahir di India adalah nabi, rukun iman hanya ada lima, takdir tidak ada, hak waris anak laki-laki sama dengan anak wanita, wanita boleh menjadi imam dan khatib shalat Jumat, dsb.
Lalu umat islam yang hak mereka dirampas dan dinjak-injak tersebut meminta pemerintah untuk menindak dan menghentikan kezhaliman terhadap mereka (umat islam), akan tetapi belum lagi pemerintah menindak mereka (kaum kebatilan), mereka lebih dahulu berteriak bahwa mereka dizhalimi. Dalam kehidupan sehari-hari logika yang mereka gunakan ini sering disebut "maling teriak maling".
Bila premise yang mereka gunakan tidak benar, tentulah konklusinya menjadi salah.
Jadi tidak benar mereka yang dizalimi, akan tetapi merekalah yang menzalimi.
Pagari Akidah Anda!
Dalam laporannya, Ahmadiyah mengaku bahwa jemaat mereka di Indonesia berjumlah ± 200.000 jiwa, ini artinya dalam setiap 200 orang islam di Indonesia, 1 orang telah disesatkan oleh Ahmadiyah, ini kalau kita katakan Muslim di Indonesia 200 juta orang, padahal jumlah sebenarnya kurang dari itu.
Belum lagi yang disesatkan oleh aliran-aliran lainnya, semisal; liberalisme, sekularisme, sosialisme, LDII, Syi'ah, inkar sunnah, Jamaah Salamullah, Islam murni, dan lain-lain.
Kenyataan ini membuat bulu kuduk kita berdiri, kita hidup di zaman fitnah dimana seseorang beriman di waktu pagi dan menjadi kafir di waktu sore, beriman di waktu sore dan menjadi kafir di waktu pagi.
Oleh karena itu lakukanlah langkah-langkah berikut, semoga Allah menetapkan kaki kita menapaki jalan-Nya yang lurus :
a. Kenalilah agama anda lebih mendalam lagi.
Manfaatkan keberadaan anda di perantauan ini dengan menuntut ilmu, mengikuti majelis-majelis taklim, kuliah studi islam, membaca buku islami, mendengarkan kaset-kaset ceramah agama, yang dapat menambah pengetahuan anda tentang agama .Allah, dan menambah kedekatan anda dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah 
Kami pernah bertemu dengan salah seorang da'i aliran sesat, ketika kami minta untuk tilawah Al Qur'an ternyata bacaannya seperti orang yang belum tamat belajar Iqra', dengan demikian kami yakin dia disesatkan karena ketidaktahuannya (kealpaannya) dengan agamanya, kemudian karena sedikit bisa berdiplomasi maka dinobatkan sebagai da'i.
b. Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan tetapi anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui telepon atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.
Logikanya, andai seekor anjing disanjung Allah dalam Kitab Suci-Nya lantaran keakrabannya dengan 7 orang pemuda shalih, apatah lagi seorang bani Adam yang memang telah dimuliakan Allah.
c. Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan bau wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.
Jangan sampai anda beranggapan bahwa tidak akan terjerat oleh kelompok-kelompok sesat, walau tanpa melakukan salah satu langkah-langkah di atas, dalam kata lain: anda menghindar dari majlis taklim, tidak bertanya kepada ustaz dan tidak berteman dengan orang-orang aktif  telah bersabda bahwa serigala dalam keislaman. Karena dalam permisalannya Nabi  hanya memangsa domba yang tertinggal dari rombongan.
 d. Perbanyaklah mengucapkan do'a:
Ya Muqallibal Qulub Tsabbit Qalbi 'ala Diinik
Wahai Yang memutar balikkan hati, tetapkanlah hati berada di atas agama-Mu
Akhirnya semoga Allah menghidupkan kita dalam islam, mewafatkan kita dalam iman, menyatukan kita di akhirat bersama para Nabi, syuhada Allah orang-orang shalih dan mengembalikan kaum muslimin yang tersesat ke pangkal jalan. Amin.
Go to the Top
Posted on February 5, 2010. Filed under: Bantahan-Syubhat,Halal&Haram | Tags: aliran sesat, dalam islam |
Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Setiap golongan yang menamakan dirinya dengan selain identitas Islam dan Sunnah adalah mubtadi’ (ahli bid’ah) seperti contohnya : Rafidhah (Syi’ah), Jahmiyah, Khawarij, Qadariyah, Murji’ah, Mu’tazilah, Karramiyah, Kullabiyah, dan juga kelompok-kelompok lain yang serupa dengan mereka. Inilah firqah-firqah sesat dan kelompok-kelompok bid’ah, semoga Allah melindungi kita darinya.” (Lum’atul I’tiqad, dinukil dari Al Is’ad fi Syarhi Lum’atil I’tiqad hal 90. Lihat pula Syarh Lum’atul I’tiqad Syaikh al-‘Utsaimin, hal. 161)
Setelah membawakan perkataan Ibnu Qudamah ini Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan mengenai sebagian ciri-ciri Ahlul bid’ah. Beliau mengatakan, “Kaum Ahlul bid’ah itu memiliki beberapa ciri, di antaranya:
  • Mereka memiliki karakter selain karakter Islam dan Sunnah sebagai akibat dari bid’ah-bid’ah yang mereka ciptakan, baik yang menyangkut urusan perkataan, perbuatan maupun keyakinan.
  • Mereka sangat fanatik kepada pendapat-pendapat golongan mereka. Sehingga mereka pun tidak mau kembali kepada kebenaran meskipun kebenaran itu sudah tampak jelas bagi mereka.
  • Mereka membenci para Imam umat Islam dan para pemimpin agama (ulama).”(Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161)
Kemudian Syaikh al-‘Utsaimin menjelaskan satu persatu gambaran firqah sesat tersebut secara singkat. Berikut ini intisari penjelasan beliau dengan beberapa tambahan dari sumber lain. Mereka itu adalah :
Pertama
Rafidhah (Syi’ah), yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam mengagungkan ahlul bait (keluarga Nabi). Mereka juga mengkafirkan orang-orang selain golongannya, baik itu dari kalangan para Shahabat maupun yang lainnya. Ada juga di antara mereka yang menuduh para Shahabat telah menjadi fasik sesudah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ini pun terdiri dari banyak sekte. Di antara mereka ada yang sangat ekstrim hingga berani mempertuhankan ‘Ali bin Abi Thalib, dan ada pula di antara mereka yang lebih rendah kesesatannya dibandingkan mereka ini. Tokoh mereka di jaman ini adalah Khomeini beserta begundal-begundalnya. (Silakan baca Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun V/Muharram 1427 hal. 49-53, pent)
Kedua
Jahmiyah. Disebut demikian karena mereka adalah penganut paham Jahm bin Shofwan yang madzhabnya sesat. Madzhab mereka dalam masalah tauhid adalah menolak sifat-sifat Allah. Sedangkan madzhab mereka dalam masalah takdir adalah menganut paham Jabriyah. Paham Jabriyah menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang terpaksa dan tidak memiliki pilihan dalam mengerjakan kebaikan dan keburukan. Adapun dalam masalah keimanan madzhab mereka adalah menganut paham Murji’ah yang menyatakan bahwa iman itu cukup dengan pengakuan hati tanpa harus diikuti dengan ucapan dan amalan. Sehingga konsekuensi dari pendapat mereka ialah pelaku dosa besar adalah seorang mukmin yang sempurna imannya. Wallahul musta’an.
Ketiga
Khawarij. Mereka ini adalah orang-orang yang memberontak kepada khalifah ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu karena alasan pemutusan hukum. Di antara ciri pemahaman mereka ialah membolehkan pemberontakan kepada penguasa muslim dan mengkafirkan pelaku dosa besar. Mereka ini juga terbagi menjadi bersekte-sekte lagi. (Tentang Pemberontakan, silakan baca Majalah Al Furqon Edisi 6 Tahun V/Muharram 1427 hal. 31-36, pent)
Keempat
Qadariyah. Mereka ini adalah orang-orang yang berpendapat menolak keberadaan takdir. Sehingga mereka meyakini bahwa hamba memiliki kehendak bebas dan kemampuan berbuat yang terlepas sama sekali dari kehendak dan kekuasaan Allah. Pelopor yang menampakkan pendapat ini adalah Ma’bad Al Juhani di akhir-akhir periode kehidupan para Shahabat. Di antara mereka ada yang ekstrim dan ada yang tidak. Namun yang tidak ekstrim ini menyatakan bahwa terjadinya perbuatan hamba bukan karena kehendak, kekuasaan dan ciptaan Allah, jadi inipun sama sesatnya.
Kelima
Murji’ah. Menurut mereka amal bukanlah bagian dari iman. Sehingga cukuplah iman itu dengan modal pengakuan hati saja. Konsekuensi pendapat mereka adalah pelaku dosa besar termasuk orang yang imannya sempurna. Meskipun dia melakukan kemaksiatan apapun dan meninggalkan ketaatan apapun. Madzhab mereka ini merupakan kebalikan dari madzhab Khawarij.
Keenam
Mu’tazilah. Mereka adalah para pengikut Washil bin ‘Atha’ yang beri’tizal (menyempal) dari majelis pengajian Hasan al-Bashri. Dia menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar itu di dunia dihukumi sebagai orang yang berada di antara dua posisi (manzilah baina manzilatain), tidak kafir tapi juga tidak beriman. Akan tetapi menurutnya di akhirat mereka akhirnya juga akan kekal di dalam Neraka. Tokoh lain yang mengikuti jejaknya adalah Amr bin ‘Ubaid. Madzhab mereka dalam masalah tauhid Asma’ wa Shifat adalah menolak (ta’thil) sebagaimana kelakuan kaum Jahmiyah. Dalam masalah takdir mereka ini menganut paham Qadariyah. Sedang dalam masalah pelaku dosa besar mereka menganggapnya tidak kafir tapi juga tidak beriman. Dengan dua prinsip terakhir ini pada hakikatnya mereka bertentangan dengan Jahmiyah. Karena Jahmiyah menganut paham Jabriyah dan menganggap dosa tidaklah membahayakan keimanan.
Ketujuh
Karramiyah. Mereka adalah pengikut Muhammad bin Karram yang cenderung kepada madzhab Tasybih (penyerupaan sifat Allah dengan makhluk) dan mengikuti pendapat Murji’ah, mereka ini juga terdiri dari banyak sekte.
Kedelapan
Kullabiyah. Mereka ini adalah pengikut Abdullah bin Sa’id bin Kullab al-Bashri. Mereka inilah yang mengeluarkan statemen tentang Tujuh Sifat Allah yang mereka tetapkan dengan akal. Kemudian kaum Asya’irah (yang mengaku mengikuti Imam Abul Hasan al-Asy’ari) pada masa ini pun mengikuti jejak langkah mereka yang sesat itu. Perlu kita ketahui bahwa Imam Abul Hasan al-Asy’ari pada awalnya menganut paham Mu’tazilah sampai usia sekitar 40 tahun. Kemudian sesudah itu beliau bertaubat darinya dan membongkar kebatilan madzhab Mu’tazilah. Di tengah perjalanannya kembali kepada manhaj Ahlus Sunnah beliau sempat memiliki keyakinan semacam ini yang tidak mau mengakui sifat-sifat Allah kecuali tujuh saja yaitu : hidup, mengetahui, berkuasa, berbicara, berkehendak, mendengar dan melihat. Kemudian akhirnya beliau bertaubat secara total dan berpegang teguh dengan madzhab Ahlus Sunnah, semoga Allah merahmati beliau. (lihat Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161-163)
Syaikh Abdur Razzaq al-Jaza’iri hafizhahullah mengatakan, “Dan firqah-firqah sesat tidak terbatas pada beberapa firqah yang sudah disebutkan ini saja. Karena ini adalah sebagiannya saja. Di antara firqah sesat lainnya adalah : Kaum Shufiyah dengan berbagai macam tarekatnya, Kaum Syi’ah dengan sekte-sektenya, Kaum Mulahidah (atheis) dengan berbagai macam kelompoknya. Dan juga kelompok-kelompok yang gemar bertahazzub (bergolong-golongan) pada masa kini dengan berbagai macam alirannya, seperti contohnya: Jama’ah Hijrah wa Takfir yang menganut aliran Khawarij; yang dampak negatif ulah mereka telah menyebar kemana-mana (yaitu dengan maraknya pengeboman dan pemberontakan kepada penguasa, red), Jama’ah Tabligh dari India yang menganut aliran Sufi, Jama’ah-jama’ah Jihad yang mereka ini termasuk pengusung paham Khawarij tulen, kelompok al-Jaz’arah, begitu juga (gerakan) al-Ikhwan al-Muslimun baik di tingkat internasional maupun di kawasan regional (bacalah buku Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwanul Muslimin karya Ustadz Andy Abu Thalib Al Atsary hafizhahullah). Sebagian di antara mereka (Ikhwanul Muslimin) ada juga yang tumbuh berkembang menjadi beberapa Jama’ah Takfiri (yang mudah mengkafirkan orang). Dan kelompok-kelompok sesat selain mereka masih banyak lagi.” (lihat al-Is’ad fii Syarhi Lum’atul I’tiqad, hal. 91-92, bagi yang ingin menelaah lebih dalam tentang hakikat dan bahaya di balik jama’ah-jama’ah yang ada silakan membaca buku ‘Jama’ah-Jama’ah Islam’ karya Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali hafizhahullah

1 komentar:

  1. Baccarat Rules, Rules & Strategy: Game Rules
    Each player will bid a number of tricks, febcasino and one of the two 메리트 카지노 주소 players bids the 바카라 사이트 same number of tricks. A winning bid is where the dealer places one number on

    BalasHapus